Text
Perempuan dan Gerakan Sosial di Indonesia. Makalah Peringatan 21 Tahun Mei 98
Gerakan sosial sejak sebelum reformasi hingga kini tidak dapat melepaskan peran besar gerakan perempuan. Apa yang disebut “people power” atau kekuatan rakyat pada waktu itu tidak hanya narasi yang menggambarkan tentang “massa yang berkumpul”, melainkan masyarakat baik kelompok, individu, akademisi, aktivis, ikut mengambil peran. Kelompok perempuan pada waktu itu menjadi bagian penting dalam Gerakan Sosial dalam narasi besar tentang “people power” tersebut. Baik dalam hal menyuarakan kepentingan perempuan dalam krisis ekonomi dan politik, maupun dalam gagasan tentang reformasi yang penting untuk melibatkan perempuan. Selain Suara Ibu Peduli, sebenarnya terdapat gerakan-gerakan yang tak tampak diliput oleh media, diantaranya pembentukan Women Crisis di berbagai daerah, terutama sejak terjadinya perkosaan massal dalam Tragedi Mei ‘98. Gerakan Sosial diantaranya pembentukan Tim Relawan untuk Kemanusiaan juga diperankan oleh para perempuan, termasuk dalam Tim Gabungan Pencari Fakta, dalam tiga tragedi bangsa pada waktu itu, yaitu kerusuhan Mei ‘98, penculikan dan penghilangan paksa, serta penembakan mahasiswa Trisakti dan Semanggi.
Dalam diskusi-diskusi tentang reformasi kita jarang menemukan nama-nama perempuan yang menjadi narasumber, dalam ide dan gagasan, dalam analisis dalam sejarah perubahan. Diskusi ini adalah salah satu upaya untuk mengintegrasikan narasi perempuan di dalam narasi sosial maupun kebangsaan. Oleh karena itu, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) terpanggil untuk mengadakan forum diskusi para aktivis perempuan, tentang peta gerakan masyarakat sipil yang di dalamnya terdapat gerakan perempuan, dalam kerangka HAM dan Demokrasi, serta kondisi masyarakat sipil, sepanjang 20 tahun reformasi, serta masalah-masalah apa saja yang kita hadapi dalam rentang dua dasawarsa tersebut. Tidak jarang di dalamnya kita akan menemukan masalah kekerasan terhadap perempuan, yang bertumpang tindih dalam situasi politik dan ekonomi.
No copy data
No other version available