Text
Perempuan kembang jepun
Walau menurut banyak orang 98% kepala laki-laki berisi uang dan seks, dan 2% sisanya---cinta dan kebersamaan---ada di kepala perempuan, novel ini bukan sekadar bercerita tentang uang dan seks. Uang memang dibutuhkan dan seks memang dinikmati, tapi dalam cinta dan kebersamaan itulah Sang Hidup meletakkan sebuah arti.
Dengan latar belakang kawasan Kembang Jepun di Surabaya pada tahun 1940-an, novel ini bercerita tentang:
Tjoa Kim Hwa, yang selalu berkedok untuk uang dan seks.
Sulis, yang selalu menuntut uang dan seks.
Lestari, yang tidak butuh uang dan seks.
Kaguya, yang lahir karena uang dan seks.
Tapi...
Matsumi masih mencari kehakikian cinta. Ternyata ada cinta yang layak dipertahankan, ada cinta yang harus diperjuangkan, ada cinta yang harus dilupakan.
Matsumi merindukan kebersamaan. Ternyata ada kebersamaan yang gelisah, ada kebersamaan yang hampa, ada kebersamaan yang tanpa apa-apa---tanpa uang dan seks.
Ada laki-laki dan perempuan.
Ada tua dan muda.
Ada anak dan orangtua.
Dalam novel ini, ada uang, seks, sekaligus cinta dan kebersamaan.
KP. 899.22/KP XX .00 | KP. 899.22/KP XX FAN p | Perpustakaan Komnas Perempuan | Available |
No other version available