Text
Memperkenalkan teologi feminis
Jawaban sederhana yang memperkuat kondisi perempuan pada zaman itu adalaah penilaian tentang patokan-patokan kemanusiaan telah ditarik secara eksklusif melalui pengalaman kaum laki-laki. Lebih parahnya, kaum perempuan diletakkan pada garis subordinat berada dibawah patokan keberadaannya sebagai manusia. Hal ini diamini oleh Simone de Beauvoir dalam bukunyaa ‘Second Sex’ yang menurutnya perempuan pada saat itu sangat tidak layak disebut dengan kata ‘manusia’. Melihat kondisi perempuan dengan segala bentuk kesuraman dan penilaian buruk yang meraja lela akhirnya banyak kaum perempuan yang berani melangkah ke depan dan mengangkat suarana untuk mealakukan protes. Clifford menceritakan bahwa kegelisahan Pizan berlanjut dalam karyanya yang berjudul The Book of the City of Ladies. Ia meleburkan diri dalam perdebatan yang teramat penting bagi perempuan, apakah secara kodrati perempuan lebih cenderung penyebab kebatilan dan kejahatan daripada kaum laki-laki? Apakah kaum perempuan yang merupakan keturunan Hawa, adalah seorang penggoda yang memerosokkan Adam ke dalam dosa?.Teologi Feminis adalah satu cara berteologi yang semakin aktual dan mendapat perhatian semakin banyak orang. Di tengah berbagai upaya menafsir ajaran-ajaran kristiani dari perspektif kaum feminis buku ini memberikan sebuah panduan yang membantu memperoleh kejelasan. Secara berturut-turut pengarang memperkenalkan sisi tilik (perspektif) kaum feminis terhadap kitab suci, konsep tentang Allah, pandangan perempuan tentang Gereja, spiritualitas dan ekologi. Dengan menunjukkan sejumlah contoh teologi feminis yang dikembangkan di belahan bumi utara maupun selatan pengarang berhasil memperkenalkan upaya kontekstualisasi yang dilaksanakan oleh para teolog feminis.
KP.II-00095 | KP.II CLI M | My Library | Available |
No other version available