Text
Riwayat tionghoa peranakan Jawa
Karya sejarawan terkemuka Indonesia ini mengungkapkan masalah orang Tionghoa di Indonesia, terutama di Jawa dan Madura sejak sekitar tahun 1750-an dan asimilasi mereka ke dalam masyarakat Indonesia. Gayanya populer sehingga mudah dipahami, namun tanpa meninggalkan analisis akademis, riset lapangan maupun arsip. Di sini terlihat landasan intelektual yang mendasari pandangan Onghokham selama ini terhadap kedudukan, baik masa lalu, kini dan masa depan orang Tionghoa di Indonesia. Salah satu tulisannya yang menarik adalah mengenai masyarakat tionghoa peranakan di Madura. Kata “Tionghoa Peranakan” di Madura dijelaskan bahwa orang-orang tionghoa Peranakan tersebut adalah keturunan tionghoa yang sudah beragama islam yang berciri khas tidak memiliki kuncir di kepalanya. Dalam segi bahasa, tidak semua orang-orang tionghoa peranakan dapat mengerti dan berbicara bahasa tionghoa.
KP XVI.000147 | KP XVI HAM r | Perpustakaan Komnas Perempuan (Komnas Perempuan) | Available |
No other version available