Text
Becoming white: representasi ras, kelas, feminitas dan globalitas dalam iklan sabun
Inilah buku pertama dan satu satunya membahas ideologi dan kepentingan dibalik industri citra sabun yg bertebaran setiap saat di televisi,terutama LUx dan GIV dengan masing masing bintang iklannya.Disampaikan secara jeli dan perbandingan genial,buku ini menganalisis iklan sabun dalam hubungannya dengan ras dan rasisme,meneran gkan pada khalayak ttg adanya upaya penumbuhan hasrat secara diam-diam di balik indah dan menariknya sebuah iklan.Melalui bukunya... Aquarini telah menunjukkan pada kita bagaimana membaca teks secara strategis dan kritis, sehingga membuka mata kita akan kerumitan dan berlapisnya makna yang terkandung dalam iklan sabun sebagai artefak budaya. Dengan pembacaan yang strategis serta kritis Aquarini menempatkan dirinya pada konteks yang pribadi dan lokal untuk memaknai kehadiran dan penempatan selebritas indo dalam iklan sabun Indonesia.?? Safrina Noorman.Dalam buku yang berjudul Becoming White: Representasi Ras, Kelas, Feminitas, dan Globalisasi dalam Iklan Sabun ini, penulis, Aquarini Priyatna Prabasmoro, ingin menjelaskan bahwa sebetulnya citra akan permainan tubuh merupakan sebuah permainan yang rapi dan terancang amat baik. Dalam konteks ini, pembuat iklan-lah yang menjadi dalang utama. Pelbagai janji ditawarkan lewat iklan yang ia rancang. Mulai dari permainan kata, hingga visual/gambar. Salah satu iklan yang menjanjikan keidealan tubuh tersebut adalah iklan sabun.
Iklan sabun yang menawarkan perubahan warna kulit, tekstur, dan sebagainya itu membuat wanita (calon konsumen yang menonton iklan) menjadi tertarik untuk menggunakan produk sabun tersebut. Kulit yang halus, putih, bersih, dan wangi adalah impian setiap wanita (Indonesia). Sehingga wanita Indonesia di-setting sedemikian rupa untuk ikut menggunakan produk sabun supaya impian-impiannya tercapai.
Dalam buku ini, Aquarini mengambil dua produk sabun yang terkenal di Indonesia, yaitu LUX dan GIV. Pemilihan kedua merk sabun tersebut bukan berarti tanpa alasan. Dalam buku ini, ia menjelaskan ihwal kedua merk tersebut, pemilihan bintang iklan, dan doktrin “ke-putih-an” yang digencarkan melalui iklan. Selain itu, ia juga berusaha mngungkap makna globalisasi yang terperangkap dalam ranah lokalitas kebudayaan Indonesia. Buku ini menggunakan pendekatan praktis dan teoritis. Pada bab pertama, dijelaskan bagaimana keterkaitan historis antara ras, feminitas, dan iklan sabun. Sebagai pendekatan praktis, pada bab dua dan tiga dijelaskan dengan analisis tekstual dan visual. Secara khusus pada bab dua tersebut, LUX dan GIV adalah sumber utama penelitian. Sedangkan untuk menghubungkan budaya perempuan dengan iklan sabun, pada bab tiga penulis menjelaskan secara visual (dengan analisis visual) dari dua sampul majalah (Femina).
KP.II.000174-01 | KP.II PRA b | My Library | Available |
KP.II-00174 | INA.VII.45 PRA b | My Library | Available |
No other version available