Text
Ummag Imamah: Sebuah Konstruksi Sosiologi Pengetahuan dan Interaksi Simbolik dalam Otentisitas Ideologi dalam Agama
Membaca pikiran-pikiran Ali Syariati Menghentak Nurani keagamaan kit aSebagaimana teman Syariati. Pesanan yang kuat secara ideologis (Islam) pada saat yang sama menunjukan keluasan pandanganya diluar tradisi Islam seperti Marxisme dan Eksistensialisme membawa kita pada Syariati yang gelisah, cerdas, dan otentik sekaligus ingin taat kepada Agama "Syiah Merahnya". Kita Hampir sulit membedakan kedudukan wacananya, apakah agama yang dijadikan kerangka analisis terhadap marxisme dan Eksistensialisme atau sebaliknya. Syariati mendudukan dua kerangka tersebut dalam otentisitas pemikirannya yang intuitif dan mandiri. Kita bisa menemukan Syariati pada saat tertentu seorang ideologi, Pada Saat yang lain seorang Islam kiri, eksistensialis yang aksetis. Syariati menolak pemikiran Marxis dan eksistensialis, tapi menggunakannya untuk mengkaji Islam lewat analisis atas penantian yang aktif terhadap Imam Mahdi as yang diyakininya. Jiwanya dididik dalam tragedi Islam, tapi Pengetahuannya berkembang melalui tradisi Marxis dan Eksistensialis. Kedua tradisi yang jelas memiliki struktur teoritis yang bertentangan ( Seperti kajian Muthahhari rekan Syariati di Huseiniyah Irsyad Iran), Tapi Syariati tetaplah Syariati yang mencintai agama dan ekspresi perlawanan Imam Husein di Karbala dalam Rangka Menegakkan Agama Rasul SAW. Karena Syariati adalah Bahan untuk menunjukan kembali tingginya tradisid Intelektual dan Spiritual Islam pada saat yang sama memliki progresiff sosial-historis yang kuat. Buku ini baik sebagai bahan untuk memulai membangun Orientasi Islam, Selanjutnya Kajian Muthahhari bisa menjadi bahan menstrukturkan Orientasi Islam Syari'ati.
KP XV.000160 | KP XV SYA u | My Library | Available |
No other version available