Text
Diskursus Keulamaan Perempuan Indonesia: Kumpulan Tulisan tekait materi Kongres Ulama Perempuan Indonesia
Perempuan seringkali menjadi kelompok yang sangat rentan kekerasan dan ketidak-adilan. Sekedar untuk menyebutkan beberapa contoh, hadirnya beragam bentuk kesalehan simbolik dan pembatasan di ruang publik dengan mengedepankan perempuan sebagai ikon-nya melalui beragam cara seperti aturan tentang cara berpakaian perempuan, jam malam, kriminalisasikorban kekerasan seksual baik di ranah publik maupun domestik, tes keperawanan, kekerasan atas nama agama yang banyak menyasar perempuan miskin dan minoritas -etnis, pilihan ekspresi individu, agama dan aliran kepercayaan dan sebagainya- meniscayakan kehidupan bersama yang perlu ditata ulang. Paradigma keberagaman dan keilmuan di era kontemporer sudah mengalami pergeseran. Manusia kontemporer dihadapkan kepada krisis kemanusiaan sebagai akibat dari represifitas modernitas. Sehingga, paradigma teologi agama-agama dituntut untuk mampu membebaskan manusia dari penindasan, kekerasan, dan kemiskinan. Ajaran teologi Islam ternyata tidak mengakar dan tidak sensitive terhadap persoalan kemanusiaan tersebut. Ulama perempuan menyadari betul ancaman teologi Islam klasik terhadap tatanan di era yang akan datang. Dengan melakukan kritik sumber pengetahuan agama, ulama perempuan bermaksud memotong tradisi elitisme dalam agama. Kaum perempuan adalah korban dari elitisme teologi Islam klasik. Usaha untuk membebaskan perempuan dari penindasan budaya patriarkal hanya bisa dilakukan dengan membongkar paradigma teologi Islam yang elitis kepada paradigma teologi Islam yang humanis transformative. Saat ini, peran profetik keulamaan memiliki tanggung-jawab besar untuk menghapus segala bentuk ketidak adilan dan kekerasan yang menimpa perempuan dan memenuhi hak-hak sosial mereka, serta mengokohkan nilainilai kebangsaan dan kemanusiaan. Oleh karena itu, segala upaya kultural dan struktural diperlukan dalam rangka menegaskan kerja-kerja sosial keulamaan untuk hak-hak perempuan, nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan, sekaligus dalam rangka me“reclaim” keberadaan dan fungsi ulama perempuan dalam kancah sosial Indonesia dan dunia
KP II.000310 | KP II IND d | My Library | Available |
No other version available