Text
Politik Harapan: Perjalanan Politik Perempuan Indonesia Pasca Reformasi
“Perjuangan kuota 30 persen perempuan di parlemen telah dibajak elite politik yang hendak melanggengkan dominasi. Perempuan pun terseret arus permainan politik maskulin dengan ikut menjalankan politik transaksi dan melanggengkan oligarki partai. Bak berjalan dalam terowongan gelap dan panjang, begitulah perjalanan perempuan di jalur politik formal. Buku ini mengingatkan, jangan melompat di tengah lorong! Mungkin memang harus melewati gelap untuk menyongsong cahaya.” — Maria Hartiningsih, wartawati Kompas “Buku ini merupakan upaya agar kita semua terjaga kesadaran dan semangatnya dalam saga sejak zaman purba: diskriminasi! Refleksi kegagalan gerakan perempuan harus menjadi sumber energi melanjutkan perjuangan meraih keadilan bagi semua melalui dunia politik. Buku ini dapat membuka mata dan memberi alasan untuk tidak menyerah.” — Eva K. Sundari, politisi PDI Perjuangan Gerakan politik perempuan Indonesia telah mencapai beberapa kemajuan penting seperti makin banyaknya perempuan yang terpilih menduduki kursi di parlemen maupun jabatan publik. Namun peningkatan kuantitas ini belum dibarengi kualitas yang bisa membuahkan transformasi politik. “Feminisasi kemiskinan“ masih terus terjadi, struktur birokrasi dan institusi pembangunan di Indonesia juga masih terus dilekati oleh “watak patriarki”. Bagaimana gerakan perempuan Indonesia harus menyikapi kondisi ini secara politik? Pengamat politik senior Ani Soetjipto memaparkan temuan-temuan empiris serta pemikirannya tentang tantangan dan masa depan gerakan perempuan dalam konstelasi politik Indonesia terkini.
KP II.000234 | KP II SOE p | My Library | Available |
No other version available