Text
Pendampingan &Tantangan Anak Perempuan Korban INCEST
Inses merupakan bentuk tindak kekerasan seksual yang kebanyakan dilakukan oleh orang terdekat atau bertalian
darah, korbannya adalah anak perempuan di ranah domestik. Beberapa kasus inses dapat dijumpai di setiap kota atau
kabupaten di Indonesia, menunjukkan tren meningkat. Anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan kasih
sayang agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, tetapi anak mengalami kekerasan di ranah domestik. Kajian ini
membahas tentang bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak dan perempuan, nilai dan budaya patriarkhis memberi andil
terhadap inses dan bentuk penyelesaiannya. Sumber data berasal dari instansi sosial di daerah, lembaga swadaya masyarakat,
P2TP2A, WCC Aisyiah, RPTC Dinsos Provinsi Bengkulu dan korban, keluarga korban. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara, telaah dokumen, data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan menampilkan kasus-kasus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan refleksi dari sistem nilai patriakhis, dominasi laki-laki
terhadap perempuan, dari pihak yang kuat atau berkuasa terhadap pihak yang lemah atau dikuasai. Penyelesaian inses,
belum semua korban, keluarga dan masyarakat memiliki keberanian untuk melaporkan tindak inses, sehingga penyelesaian
membutuhkan upaya yang serius dan perubahan mindset sebagai upaya untuk merekonstruksi masyarakat yang lebih
berwawasan kesetaraan gender. Penanganan inses diperlukan adanya grand strategi struktural dan kultural, memadukan
delapan kementerian yang berkaitan dengan masalah tersebut, dengan perangkat hukum atau berbagai kebijakan dan
budaya masyarakat untuk bersinergi dalam penanganan inses, karena membutuhkan penanganan yang tepat, berkelanjutan,
menyangkut pelaku, keluarga, korban inses.
KP.IV,6.000147 | KP.IV.6 MAN k | My Library | Available |
No other version available