Text
It's politics : Rekam Jejak Pengalam Perempuan Dalam Pemilu 2014
Membangun keterhubungan antara fase pemilu dengan fase sesudah wakil rakyat terpilih di parlemen untuk menjalankan fungsinya yakni legislasi, penganggaran, dan pengawasan diperlukan sebuah perumusan dokumen kepentingan dan tuntutan sebagai pengikat. Dalam proses agregasi kepentingan pemilih menjadi suatu tuntutan yang terdokumentasi membutuhkan aktor representasi politik non-elektoral, yang bukan hanya berperan mengagregasi kepentingan pada masa pemilu tetapi juga menghadirkan kembali kepentingan pada masa setelah pemilu, suatu bentuk antisipasi dan pengawasan terhadap aktor representasi politik elektoral (anggota legislatif dan partai politik) yang mangkir dari agenda tuntutan yang telah dirumuskan. Dari poin kedua diksursus representasi politik, bagian kedua tulisan ini hendak melihat bagaimana kepentingan perempuan dihadirkan dalam proses politik di parlemen melalui pembahasan regulasi dan perundangan. Serta bagaimana momen pemilu menjadi perantara/jembatan mengagregasi kepentingan pada masa sebelum pemilu dan mewujudkan kepentingan pada masa setelah pemilu. Bagian ini akan mengelaborasi strategi bahwa pemilu adalah sarana mengargregasi, merumuskan, dan mendorong diakomodirnya kepentingan politik(perempuan).
KP.XXI-00008 | KP.XXI TER i | My Library | Available |
No other version available