Text
Agustina Lumentut: Pikiran Dan Tindakannya Dalam Kajian Gender Justice
SATUHARAPAN.COM – Pdt. Agustina Lumentut, M.Th (1937-2002) adalah pendeta wanita yang melayani di Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST). Hingga dasawarsa pertama abad ke-21 ini, adalah satu-satunya pendeta perempuan yang pernah menjadi ketua Sinode GKST. Karena itu, tidaklah berlebihan kalau Pdt. Yuberlian Padele mengkaji pemikiran, sikap dan tindakan dari Pendeta Agustina Lumentut. Hal itu terwujud dalam buku: Pikiran dan Tindakannya dalam Kajian Gender Justice. Ini sebuah Kajian Gender Justice dari Pdt. Yuberlian Padele dalam rangka disertasi doktoralnya di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada tahun 2012.
Buku ini yang merupakan disertasi Pdt. Yuberlian Padele berangkat dari fenomena Pdt. Agustina Lumentut yang memilih jalan yang sangat berbeda dengan perempuan-perempuan lokal di wilayah pelayanan GKST. Dalam masyarakat yang masih sangat terisolasi, muncul seorang sosok perempuan dalam gereja yang mempunyai jalannya sendiri, berbeda dengan sistem yang berlaku bagi seorang perempuan pada zamannya.
Hasil penelitian yang dipaparkan dalam buku ini memberikan suatu kontribusi pemikiran bukan hanya sejarah sosial dari perspektif evolusi peran-peran perempuan di wilayah pelayanan GKST tetapi sekaligus mematahkan paham-paham konservatif dan keliru terhadap feminis dan seluruh gerakan/pemikiran feminis. Meskipun Agustina Lumentut dapat dikategorikan dalam tradisi feminis liberal, yang memperjuangkan kesetaraan dan pembebasan perempuan, namun dalam kenyataannya dia masih sangat berhati-hati bahkan sama sekali tidak pernah memakai istilah feminis. Penelitian ini sekaligus membuktikan bahwa meskipun Agustina termasuk yang kurang yakin terhadap gerakan feminis namun ia sendiri menjalani dan sebagai pendukung gerakan ini. Agustina adalah bagian dari keluarga missionaris pada zamannya. Model kerjanya adalah mengadakan transformasi sosial. Perubahan itu dilakukan melalui pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur, sosial dan sistem politik. Agama sebagai sumber ide-ide utama yang mendorong untuk melakukan perubahan. Dalam mengejawantahkan perjuangannya itu, dilakukan lewat berbagai kegiatan, pembinaan dan pelatihan bagi wanita yang pada waktu itu masih kurang berperan. Ada dua tempat dan peristiwa “penolakan” terhadap keterlibatan perempuan dalam gereja yang dialami oleh Agustina yakni pada waktu kuliah di Sekolah Teologi Makassar (1954-1959) dan pada awal pekerjaannya di Jemaat Sion Poso (1960-1963). Banyak pertanyaan diskriminatif yang meragukan kemampuan fisik dan tanggung jawab utama perempuan dalam rumah tangga yang dialami Agustina pada masa studi dan pada masa awal tugasnya melayani di jemaat.
Namun dalam perjalanan kehidupan pelayanannya, dia mampu mengokohkan evolusi peran perempuan lewat prestasi kerja dalam pelayanan hingga membawanya menjadi ketua sinode pada tahun 1989. Bahkan untuk selanjutnya menjadi Wakil Sekretaris Umum PGI serta berbagai kegiatan internasional lainnya.
KP.II.000400 | KP.II PAD a | My Library | Available |
No other version available