Text
Benteng Terakhir : Tragedi Cinta Harmoni
MERABU adalah potret keseimbangan. Antara alam dengan makhluk yang hidup di dalamnya. Berbekal adat dan agama, komunitas ini hidup berdampingan dengan alam yang harmonis dan membawa keberkahan. Rahmatan lil ‘alamiin, rahmat bagi seluruh alam. Sang tetua dusun, Kakek Jiban selalu menjaga dan mengajarkan, bahwa alam adalah sahabat manusia. Simbiosis mutualisme terhadap alam, saling memberi keuntungan sebagai berkah Yang Mahakuasa. ebaliknya, Sematang, adalah daerah yang terkoyak. Sebuah desa yang awalnya hijau, namun berubah menjadi petaka karena kerakusan manusia.
Dalam situasi yang sangat kontradiktif, sang tokoh utama, Rumba dipertemukan dengan Salwa yang meratapi kematian keluarganya karena mempertahankan tanah dan hutannya. Gadis kecil sebatang kara dari Desa Sematang itu pun diasuh keluarga Rumba di Desa Merabu. Perhatian dan kasih sayang orang-orang Merabu telah membantu Salwa bangkit dari keterpurukannya. Bahkan ia bersama Rumba mulai menghijaukan kembali tanahnya yang gersang. Salwa dan Rumba pun saling jatuh cinta. Namun sayang, cinta mereka terhalang oleh adat istiadat. Salwa yang kecewa akhirnya kembali ke desanya di Sematang.
KP XX.000042 | KP XX IRF b | My Library | Available |
No other version available