Text
Daerah inklusif : Pembangunan, Demokrasi Lokal dan Kesejahteraan
Dialektika antara demokrasi lokal dan kesejanteraan membuahkan empai tipe daerah di Indonesia. Pertama, daerah eksklusif yang memiliki demokrasi lokal lemah dan kesejahteraan rendah, yang juga eksklusif secara politik dan eksklusif secara sosial ekonomi. Kedua, daerah korporatis, yakni daerah yang memiliki demokrasi lokal lemah, kesejahteraan tinggi, atau eksklusif secara politik tetapi inklusif secara sosial ekonomi. Ketiga, daerah populis, dengan karakter demokrasi lokal yang kuat, tetapi memiliki kesejahteraan rendah, sekaligus inklusif secara politik tetapi eksklusif secara sosial ekonomi. Keempat, daerah inklusif yang memiliki demokrasi lokal kuat dan kesejahteraan tinggi, atau memiliki inklusivitas secara sosial, ekonomi dan politik. Bagaimana memahami varian empat tipe daerah itu? Pertama, struktur parokhialisme (suku, agama, kerabat) yang kuat. Parokhialisme secara jelas menjadi garis pembatas antara eksklusi politik dan inklusi politik.Pengaruh parokhialisme sangat kuat terhadap daerah eksklusif, sehingga daerah ini disebut daerah parokhial; cukup berpengaruh terhadap daerah korporatis, mulai melemah dalam daerah populis. dan semakin hilang dalam daerah inklusif. Kedua, struktur dan level modal sosial: ikatan sosial, jembatan sosial dan jaringan sosial. Daerah yang terlalu kaya ikatan sosial tetapi miskin jembatan sosial dan jaringan akan membuahkan daerah eksklusif, sehingga tidak memperkuat pencapaian pembangunan dan demokrasi lokal. Sebaliknya daerah inklusif mampu melampaui ikatan sosial, seraya memperkuat jembatan sosial dan jaringan sosial. Ketiga, karakter daerah sangat tergantung pada pada keseimbangan relasi institusional antara negara, masyarakat ekonomi, masyarakat politik dan masyarakat sipil. Keseimbangan ampat aktor itu, dan ketiadaan dominasi salah satu aktor, akan menghasiikan daerah inklusif.
KP XXI.000030 | KP XXI EKO d | My Library | Available |
No other version available