Text
Melemahkan jaringan Kelompok Mujahidin di indonesia : Pelajaran dari Maluku dan Poso
Dengan adanya serangan teroris kedua di Bali, kebutuhan untuk memahami jaringan Muslim militan di Indonesia semakin mendesak. Dua buah peristiwa kekerasan pada bulan Mei 2005 – yaitu terbunuhnya beberapa anggota polisi Brimob di Pulau Seram, Maluku dan pengeboman sebuah pasar di daerah Tentena, Poso – memberikan studi kasus mengenai bagaimana jaringan/network tersebut terbentuk dan beroperasi. Melemahkan jaringan tersebut merupakan kunci untuk mencegah kekerasan berlanjut, termasuk terorisme. Di Maluku dan Poso, dua lokasi dimana konflik antar agama yang paling hebat setelah jaman Soeharto terjadi, salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan mengadakan program yang ditujukan bagi mereka yang pernah bertempur (didaerah konflik) dan para mujahidin yang akan bebas dari penjara. Orang-orang ini seringkali menjadi bagian dari jaringan yang merentang luas hingga melampaui dua daerah konflik tersebut. Namun jika mereka dapat di ‘integrasikan kembali’ kedalam kehidupan masyarakat biasa, hasrat mereka untuk membantu para mujahidin di tempat lain di Indonesia, atau terlibat dalam kekerasan, mungkin dapat berkurang.
KP IV.1.000023 | KP IV.1 IND m | My Library | Available |
No other version available