Text
Tata Gereja dan Peraturan Gereja : Greja Kristen Sulawesi Tengah
Sejarah GKST sangat erat hubungannya dengan dua tokoh pekabaran Injil, yaitu Dr. A.C. Kruyt dan Dr. N. Adriani, masing-masing diutus oleh NZG (Nederlandsch Zendeling Genootschap) dan Lembaga Alkitab Belanda. Sebenarnya bukanlah maksud NZG untuk memberitakan Injil ke teluk Tomini, di mana Poso terletak, melainkan untuk mengusahakan pekabaran Injil ke daerah Gorontalo. Menurut rencana tersebut Kruyt-lah yang akan memulai pekerjaannya di Gorontalo pada tahun 1891. Akan tetapi agama Kristen tidak dapat berkembang karena banyak orang Gorontalo sudah memeluk agama Islam. Akibatnya pada tahun 1892, Kruyt pindah ke Poso. Ia berpendapat, bahwa Injil tidak akan dimengerti serta berakar di dalam suatu suku, jika tidak diberitakan dalam bahasanya serta dalam cara dan bentuk yang tidak asing bagi orang-orang itu. Oleh karena itu, maka syarat yang utama ialah menyelidik bahasa, adat istiadat serta kebudayaan suku tersebut. Bersama-sama dengan Adriani maka Kruyt menunggu 17 tahun lamanya untuk melakukan penyelidikan bahasa serta adat istiadat secara mendalam sekali sebelum orang-orang yang pertama dapat dibaptiskan. Kemudian Papa i Wunte seorang kabosenya di desa Woyomakuni, dekat Poso, mengambil keputusan untuk masuk Kristen. Sebelum itu bertahun-tahun lamanya ia menjadi teman Kruyt. Sejak saat itu kristenisasi di Poso berjalan dengan baik. Bahkan pada hari Natal 1909 dibaptiskan 180 orang.
KP XV.000170 | KP XV.IND t | My Library | Available |
No other version available