Text
Kajian Ekonomi Politik Internasional : Kebangkitan Kembali Asia Timur
Pertama, buku ini layaknya sebuah oase di tengah gurun pasir siang hari yang terik bagi pengembangan Hubungan Internasional, khususnya sub-kajian Ekonomi Politik Internasional (Ekopolin) di Indonesia. Terbatasnya referensi studi Ekopolin di Indonesia yang ditulis oleh ilmuan yang otoritatif di bidangnya menjadi alasannya. Buku ini adalah jawabannya karena ditulis seorang “Begawan Ekopolin”, demikian Prof. Dr. Juwono Sudarsono menyebut almarhum Dr. Hero U. Kuntjoro-Jakti.
Kedua, buku ini juga dilengkapi dengan enam tulisan dari para kolega Dr. Hero yang memberikan kontekstualisasi, relevansi kekinian dan kontribusi keilmuan. Mereka yang menyumbangkan tulisan adalah Prof. Dr. Zainuddin Djafar, Dr. Makmur Keliat, Dr. Syamsul Hadi, Ani W. Soetjipto MA (yang juga istri almarhum Dr. Hero), Asra Virgianita MA, dan saya sendiri. Dengan adanya enam tulisan tersebut, karya-karya Dr. Hero, walau ditulis pada tahun 1990-an, menjadi semakin bernas dan bermanfaat untuk memahami fenomena yang terjadi di Asia Timur.
Ketiga, tentu secara substansi. Buku ini membahas kebangkitan kembali Asia Timur yang dulu dipimpin Jepang pada akhir 1980-an yang mulai meredup saat ini, kini Cina menjadi pemimpin negara-negara Asia Timur untuk bangkit kembali dengan menjadi ekonomi terkuat nomor dua di dunia. Buku ini dilengkapi dengan hampiran teoretis Ekopolin sebagai sub-kajian yang semakin penting dalam Hubungan Internasional dan pemberian konteks tatanan dunia yang berubah dari perspektif Ekopolin dan kontribusinya bagi pengembangan ilmu.
Bagian lain tulisan Dr. Hero membahas tentang tatanan dunia yang sedang berubah pasca perang dingin, dinamika ekonomi politik di Jepang, Korea Selatan dan Cina, politik luar negeri Indonesia, hingga isu-isu global dunia yang hangat pada masa itu. Bagian ini diperkuat tentang tulisan kebangkitan Cina dan posisi Jepang saat ini. Buku ini juga membahas tentang bagaimana kawasan ini merespon perubahan termasuk posisi Indonesia di Asia Timur dan bagaimana Indonesia harus belajar untuk tidak mengulangi kesalahannya ketika berhubungan dengan Jepang saat menghadapi perkembangan Cina saat ini.
KP.XXI-00052 | KP.XXI HER K | My Library | Available |
No other version available