Text
Perempuan perkasa : buruh migran rumah tangga indonesia di Hong kong
Pengantar Sejak bertahun-tahun Hong Kong telah menjadi negara tujuan utama bagi Buruh migran rumah tangga asal Indonesia. Kendati awalnya didominasi oleh buruh asal Filipina, saat ini buruh migran perempuan Indonesia yang bekeija dan hidup di Hong Kong telah mencapai lebih dari 100,000 orang. Buruh migran mmah tangga tersebut menyebar diseluruh wilayah Hong Kong, hampir di setiap distrik anda akan temukan mereka. Mereka tidak hanya membersihkan mmah dan memasak, dibanyak kasus mereka bekeija sebagai pengasuh dan perawat utama bagi anak-anak dan manula. Konstribusi buruh migran rumah tangga ini tidak dapat kita kecilkan maknanya bagi kemajuan Hong Kong, dimana mereka telah memerankan peranan tradisional sebagai perempuan pekeija, dengan membebaskan perempuan - perempuan Hong Kong untuk bisa masuk dalam dunia keija formal lainya guna memberikan kontribusi lebih jauh dalam produktifitas Hong Kong. Indonesia menjadi negara kedua terbesar pengirim buruh migran di Asia Tenggara setelah Filipina. Berdasarkan informasi dari Bank Dunia, remiten yang dikirim oleh buruh migran Indonesia telah mencapai USD 6.1 milyar setiap tahunnya. Bagi banyak provinsi di Indonesia, remiten ini tentunya telah menjadi sumber pemasukan utama. Pada tahun 2007 saja sedikitnya terdapat 696,746 orang bumh migran Indonesia yang terdokumentasi telah berangkat ke luar negeri untuk bekerja, kenaikan sebesar 47% selama dua tahun terakhir dan hampir 100% lebih selama 10 tahun terakhir menambah panjangnya angka perempuan migran yang bekeija sebagai bumh rumah tangga. Kendati konstribusi bumh migran mmah tangga ini cukup besar terhadap ekonomi Indonesia dan ekonomi negara penerima, permasalahan bumh migran dan kebutuhan akan perlindungan hukum yang cukup serta perlindungan administratifbelum juga diberikan secara efektif oleh pemerintah dan pembuat kebijakan di Indonesia serta pemerintah negara penerima termasuk Hong Kong. Buku ini berisi tentang cerita perempuan Indonesia yang pergi ke Hong Kong untuk bekeija sebagai bumh rumah tangga. Cerita tersebut tentunya tidak mewakili selumh pengalaman buruh migran perempuan yang bekeija di sector domestik asal Indonesia di Hong Kong, tetapi dipersembahkan disini untuk memberikan kesempatan kepada mereka, dengan bahasa mereka sendiri, bercerita kepada anda semua tentang masalah yang mereka hadapi dan mencari arti kehidupan selama bekeija di Hong Kong, lebih dari sekedar menj adi sumber hidup keluarga mereka. Cerita ini adalah cerita nyata. Bumh migran perempuan tersebut bercerita secara langsung kepada kami. Mereka ingin menunjukan kepada anda betapa minimnya perlindungan bagi buruh rumah tangga disana. Betapa mudahnya menjadi korban agen dan majikan jahat. Bagaimana semua beban dan biaya mesti mereka tanggung sendiri.
KP X.000137 | KP X IND p | My Library | Available |
No other version available