Text
Politik kiai vs Politik Rakyat
“Dalam setiap perubahan sosial yang terjadi, sosok kiai selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Kiai dengan kehidupan sosial masyarakat bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Kiai telah menjadi kekuatan tersendiri dalam struktur sosial budaya masyarakat, bahkan kiai memegang peran penting dalam mengubah peta kehidupan sosial masyarakatnya. Hal ini terjadi karena kiai telah menjadi elite sosial di tengah-tengah masyarakat yang dalam struktur sosial kultural masyarakat dianggap sebagai raja-raja lokal yang bisa menggerakkan kehidupan masyarakat, sehingga tidak berlebihan apabila kiai diposisikan layaknya raja yang disanjung dan dihormati. Kepemimpinan kharismatik kiai ini sudah umum dikenali masyarakat. Pengaruh kiai yang kuat "dimanfaatkan" atau menjadi incaran para politisi untuk mendulang suara. Berbagai taktik dan strategi kampanye politik yang dijalankan partai politik biasanya tidak melupakan akan arti penting peran kiai sebagai "vote getter" terdepan dalam mengumpulkan suara pemilih. Apalagi, semenjak bergulirnya reformasi banyak partai mengusung azas Islam sebagai platform dan landasan ideologis partai. Hal ini tampak sejalan dengan aktivitas kiai yang menyebar-luaskan ajaran Islam. Tentu tidak dapat dihindari terjadi "pemanfaatan" kepemimpinan kiai di pesantren oleh para politisi baik yang mengusung azas Islam maupun nasionalis (pragmatism). Perkembangan politik praktis di Indonesia membawa sejumlah kiai terjun langsung maupun tidak langsung dalam kancah perpolitikan di Tanah Air. Aspirasi politik kiai dimanfaatkan partai politik di tingkat nasional maupun lokal dalam setiap Pemilu. Alhasil, kiai dihadapkan pada dunia politik praktis yang sarat dengan ketidakpastian dan kepentingan.
KP.XXI-00106 | KP.XXI MUH P | My Library | Available |
No other version available