Text
Kebutuhan praktis dan strategis gender : menyoal TKW indonesia yang akan dikirim ke luar negeri
Kemiskinan seakan telah menjadi kata yang akrab kita dengar selama ini. Bahkan dengan mudah dapat kita katakan bahwa kemiskinan telah menjadi suatu realitas yang ada dimana-mana. Di Indonesia, kemiskinan dapat kita temukan di berbagai tempat atau kawasan, mulai dari ibukota dan kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan lainnya, hingga pelosok desa di pedalaman Nusa Tenggara Timur, Papua dan lainnya. Dengan kata lain, kemiskinan kini telah menjadi suatu realitas yang ada dan kita rasakan di negeri ini dan parahnya keadaan tersebut merupakan cerminan kondisi yang sangat memprihatinkan. Diantara orang-orang yang menderita akibat kemiskinan dalam era globalisasi, melahirkan fakta yang begitu memprihatinkan. Hal yang dimaksud adalah kaum perempuan. Berbagai data memang menunjukkan bahwa perempuan menjadi pihak yang paling menderita karena kemiskinan. Menurut PBB, 1/3 dari penduduk dunia hidup di bawah garis kemiskinan, sementara itu sekitar 70 % dari mereka adalah perempuan (Cahyono, 2005 : 4). Hal tersebut disebabkan adanya ketimpangan berbagai akses bagi perempuan, terutama dari segi pendidikan, ekonomi dan politik atau kekuasaan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kemiskinan lebih identik dengan sosok perempuan ketimbang laki-laki.
Perempuanpun tidak tinggal diam dalam menghadapi kemiskinan meski dengan berbagai keterbatasannya. Salah satu yang mereka perjuangkan adalah segi ekonomi. Dalam hal ini, perempuan yang sebelumnya hanya berkecimpung dalam ranah domestik yang secara ekonomis tidak dianggap produktif mulai mendobrak dominasi tatanan sosial budaya dengan menjadi pekerja di ranah publik. Meskipun begitu, lagi-lagi perempuan harus menelan pil pahit kesenjangan gender dari laki-laki dalam segi memperoleh pekerjaan yang layak. Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2009 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 68,86 persen, dimana laki-laki mempunyai TPAK yang lebih besar daripada perempuan yaitu 85,93 persen dibandingkan 50,68 persen.
KP.X.000031 | KP.X DEM k | My Library | Available |
No other version available