Text
Mirah dari Banda
Novel ini mengungkapkan sisi paling gelap tragedi kemanusiaan akibat perang dan perbudakan oleh penjajah Belanda dan Jepang terhadap bangsa Indonesia. Perang dan penjajahan telah menginjak-injak harkat kemanusiaan serta menorehkan luka dan trauma bagi perempuan korban perang, seperti Mirah. Kuli kontrak, jugun ianfu, romusha, nyai (perempuan piaraan), buruh anak adalah pengalaman yang menjadi sisi dan warna kelam kehidupan bagi Mirah dari Banda dan semua perempuan yang mengalaminya. "Dalam liburannya ke Kepulauan Banda, Wendy tertarik kepada koki di dapur. Koki tua itu bernama Mirah, bekas buruh kebun pala, kemudian jadi Nyai Tuan Besar. Ia melahirkan Lili dan Weli. Lili hilang dibawa tentara Jepang. Mirah tak pernah tahu, Lili kelak melahirkan bayi perempuan yang segera ditinggalnya mati. Bayi itu lalu dipungut orang dan dinamai Wendy Higgins. Mirah merasa heran tamunya yang juita mengingatkannya kepada Tuan Besar yang hilang karena jemputan tentara Jepang. Tak akan ada orang yang membukakan rahasia, sesungguhnya tamu itu ialah cucu kandungnya yang berbeda ras. Pengarang tak "mempertemukan" keduanya sebagai orang sedarah. Sebaliknya, ia membawa kita kepada semacam pesona terhadap perjalanan nasib manusia dalam 'campuran kimia' yang aneh penuh dengan misteri penciptaan."
KP XX.000043 | KP XX RAM m | My Library (Perpustakaan) | Available |
No other version available