Text
Aku Bukan Budak
"Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain." Demikian Pramoedya Ananta Toer dengan getir menyindir eksistensi Indonesia di mata bangsa sendiri dan mata warga dunia internasional. Sindiran ini menjadi ujung tombak novel berjudul Aku Bukan Budak yang ditulis Astina Triutami, seorang mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Hong Kong yang merasakan sendiri kegetiran itu.
Tentu tidak ada manusia yang mau diperlakukan sebagai budak. Perbudakan merampas hak asasi manusia dalam menegakkan harga dirinya. Dalam novel yang berisi kisah nyata ini, kita dapat menyimak betapa seorang TKW juga mampu membeberkan kompleksitas masalah yang membelitnya dalam bentuk cerita. Sekaligus ia menggugat dan menggigit.
Dalam salah satu gugatannya, Astina menulis, antara lain, "Apakah kiranya yang tidak dijual bangsa ini? Alam, kehormatan, harga diri, dan segalanya. Kini yang tersisa hanya tinggal sumber daya manusianya, yang hendak dijual habis pula. Apakah nama yang tepat apabila TKI yang digaji underpaid atau bahkan tidak digaji selama berbulan-bulan itu kalau bukan budak?"
KP. 899.22- KP XX.00 | KP. 899.22-KP XX TRI a | Perpustakaan Komnas Perempuan (Perpustakaan) | Available |
No other version available