Text
Identitas Perempuan Indonesia Status, Pergeseran Relasi gender dan Perjuangan Ekonomi Politik
Saat ini di masa globalisasi dunia, dipimpin oleh korporasi perusahaan transnasional, keluarga menjadi agensi korporasi tersebut untuk globalisasi ekonomi politik, sosial dan budaya. bahasannya mengungkapkan bahwa buku seperti ini adalah upaya kompilasi dari berbagai masalah perempuan di dunia ketiga. Berdasarkan pandangan tentang cultural turn, yaitu kajian yang mencari akar dari kesenjangan dan diskriminasi yang dialami perempuan melalui kajian budaya, buku ini menggambarkan kondisi perempuan yang dilihat dalam konteks ekonomi yang khas dunia ketiga. Buruh migran, perempuan nelayan, perempuan dan sumber daya alam merupakan masalah sosial yang saat ini mengemuka di Indonesia. Sedangkan masalah otonomi daerah merupakan upaya untuk melihat posisi perempuan Indonesia. Kesemua butir ini merupakan ciri dunia ketiga dari masalah perempuan Indonesia. Lebih jauh ia mengungkapkan bahwa kompilasi semacam ini sangat penting untuk memperlihatkan adanya masalah serta kebutuhan dari kajian gender dan perempuan. Buku ini menurutnya memperlihatkan signifikansi yang menarik, yaitu tentang pentingnya belajar mengenai pengalaman perempuan. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti apakah ini merupakan penelitian tentang perempuan atau yang berperspektif perempuan. Tidak ada yang salah dengan dua kecenderungan itu, tegasnya, akan tetapi dalam kepentingan Indonesia, untuk melihat masalah perempuan yang sesuai dengan konteks Indonesia, penelitian berperspektif perempuan sangat penting.
Selanjutnya, Ruth Indiah Rahayu, mengungkapkan bahwa yang terhimpun dalam buku ini merupakan topik yang beragam dalam semangat para penulisnya untuk menggambarkan relasi gender dengan ekonomi-politik di Indonesia saat ini. Dari aspek ekonomi-politik, lokus perhatian penulis itu tampak berdiri sendiri tanpa saling berhubungan, namun setelah ditelusuri lebih cermat, seluruhnya merupakan mosaik-mosaik yang berhimpun dalam suatu putaran roda dunia yang disebut globalisasi. Ada kesalinghubungan dari keseluruhan tulisan dalam buku ini. Jika seluruh tulisan ini dihubungkan dengan konteks perkembangan Indonesia setelah 1998, kita dapat melihat perempuan sebagai konsumen pasar global dan sebagai tenaga kerja upahan yang tersegregasi (karena seks) dan terspasialisasi oleh pembagian dunia yang menggunakan polarisasi kolonial. Ruth menegaskan narasi perempuan dalam seluruh tulisan ini bukanlah seluruh kronologis fakta (sejarah) sesudah 1998 yang mempunyai kontinuitas historis maupun tidak dengan masa kolonial. Variasi kajian menunjukkan keberagaman dimensi masalah relasi gender dengan struktur ekonomi-politik yang berulang tak berkesudahan dari periode kolonial yang terpendek dengan saat ini. Perempuan, keluarga, kerja upahan, spasial, identitas, resistensi (politik identitas) merupakan kategori analisis yang terapung-apung dalam globalisasi dan demokrasi serta menantang untuk dikaji ulang.
KP.II.000349 | KP.II UJI i | My Library | Available |
No other version available