Text
Membangun Teologi Inklusif - Pluralistik
Pertentangan dan bentrok kultrul, sosial, etnis serta agama yang melibatkan masyarakat sipil dan militer terjadi di poso, maluku hingga aceh. Sementara ditengah penderitaan rakayat banyak, pejabat tinggi malah menyalahgunakan wewenang demi kepentingan pribadi. Pendidikan teologi inklusif adalah proses internalisasi kesadaran berteologi bagi setiap siswa di sekolah agar mengetahui akan sifat dasar suci (fitrah) yang sudah tertanam dalam hati setiap manusia. Karena dalam realitasnya, terdapat ribuan agama, budaya, bahasa di dunia. Maka agama- agama yang sudah diakui secara resmi saja kita melihat keragaman yang luar biasa, apalagi jika kita melihat cara setiap orang menjalankan agamanya. Pertama, pendekatan teologi pluralistik. Tugas utama dalam efektivitas belajar-mengajar adalah bagaimana menanamkan kesadaran akan arti perbedaan kepada peserta didik. Perbedaan bukan untuk melahirkan pertentangan dan konflik, malainkan sebagai jembatan yang mengantarkan pada sebuah kerangka kerja yang menguntungkan semua pihak. Secara ideal muatan materi teologi pluralistik bertujuan untuk menggugah dan menggelar kesadaran kultural dan kesempatan yang sama untuk belajar bagi semua individu (peserta didik) dan kelompok masyarakat, sekaligus memberikan dorongan akan “kesatuan” melalui keragaman dan perbedaan. Kedua, pendekatan spritual. Muatan materi memperhatikan perpaduan antara tubuh dan jiwa. Harus disadari bahwa hal-hal yang bersifat fisik akan sangat mempengaruhi psikis, seperti, persepsi, kognisi, kensepsi diri dan sebagainya. muatana materi meliputi aspek kemampuan yang di memiliki oleh Manusia yang hampir tak terbatas. Tubuh dan jiwa manusia dapat berkembang jauh melebihi dari apa yang kita bayangkan. Pendidikan harus berusaha mengoptimalkan seluruh potensi ini. Ketiga, pendekatan tauhid sosial. Adanya fenomena banyak agama merupakan fakta dan realitas yang dihadapi manusia modern. Manusia modern harus didorong menuju kesadaran saling tolong menolong antara sesama manusia memang sungguh-sungguh fitrah kehidupan manusia meskipun berbeda pandangan dalam keyakinan. Mendorong setiap orang untuk dapat menghargai dalam pilihan keyakinan dan berintraksi dengan saling tolong menolong antara sesama manusia adalah sangat penting dilakukan, terutama sekali di negara Indonesia yang pluralistik ini.
KP.VI.00002 | KP.VI PUR m | My Library | Available |
No other version available