Text
Sejarah kembalinya Irian Jaya ke pangkuan Republik Indonesia
Irian Barat, merupakan wilayah integral NKRI yang tidak dapat terpisahkan. Sejak Oktober tahun 1962 bendera PBB sudah berkibar berdampingan dengan sang “Merah Putih” di Irian Barat, namun pada tanggal 1 Mei 1963 bendera PBB diturunkan dan bendera Merah Putih tetap jaya berkibar hingga saat ini. Perbedaan pendapat dari sekelompok masyarakat Papua yang tergabung dalam suatu organisasi maupun perseorangan menginginkan perpisahan dari NKRI juga masih terus berlangsung pada saat ini. “Separatis”, kata yang cocok didefinisikan terhadap mereka yang ingin memisahkan diri. Gerakan separatisme di Papua sendiri tergolong menjadi 2 front, yaitu separatis front politik dan separatis front bersenjata. Salah satu hal yang selalu diangkat oleh mereka adalah pelurusan sejarah PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) karena dianggap merupakan proses dekolonisasi Irian Barat ke NKRI dan tidak sah. Oleh karenanya, perlu diulas kembali tentang sejarah tersebut sebagai pengingat dan mengenang perjuangan para Pahlawan yang gugur demi kembalinya Irian Barat.
Pada saat bala tentara Jepang mulai berhasil dipukul mundur oleh tentara Amerika pada tahun 1944, maka Jendral Douglas Mac Arthur lalu mendirikan markas besarnya di Sentani (Kabupaten wilayah Prov. Papua saat ini). Pada tanggal 13 Agustus 1945, selanjutnya tentara Jepang dilucuti oleh tentara sekutu dan NICA (Netherland Indische Company Administration). Akan tetapi ketika Belanda ingin menjajah lagi, Indonesia kemudian menyatakan diri telah “Merdeka” dan menjadi negara berdaulat. Melalui perjuangan politik dan bersenjata akhirnya pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia yang meliputi bekas jajahan Hindia-Belanda (kecuali Papua Barat/sebelum berubah nama menjadi Irian Barat), dengan catatan bahwa dalam setahun sejak penyerahan kedaulatan akan dibicarakan tentang penyerahan Papua Barat antar RI dan Belanda.
KP XVI.000125 | KP XVI IND s | My Library | Available |
No other version available