Text
Ibunda
Pelagia Nilovna hidup di masa Revolusi Demokratik Rusia di awal abad 20. Ia mengemban tugas bukan hanya sebagai ibu rumah tangga dari suami yang beringas, atau ibu dari seorang buruh bernama Pavel Michailovitsj. Lebih dari itu, tokoh utama dalam novel Maxim Gorky ini menjadi sesosok Ibunda, menjadi sang pengayom. Semenjak Michail Vlasov, suami Ibunda dan ayah Pavel meninggal, kehidupan mereka berubah. Kesadaran dan keberanian terbit dari duka, mungkin juga dari perasaan lega karena terbebas dari kungkungan kepala rumah tangga yang otoriter, liar, irasional, yang mempunyai tangan hanya untuk menggebuk dan mulut untuk memaki. Sebagaimana model rumah tangga di jamannya, lelakilah yang boleh mengatur. Pelagia Nilovna tak punya pilihan lain selain menuruti apa kata suami. Pelagia bukanlah ibu yang bodoh. Ia dijadikan takut dan karenanya bodoh. Betapa tidak; makian dan pukulan selalu mengisi hari-harinya, mengerdilkan dirinya sebagai manusia ke semata budak. Baik itu budak seks dan budak domestik. Bahkan, untuk beberapa saat selepas kematian suami, Pavel pun dijangkiti penyakit serupa khas lelaki: chauvinistik complex. Arah angin berubah seiring kondisi di pabrik tempat Pavel bekerja berubah. Mula-mula, terjadi pemotongan gaji secara sepihak. Artinya, para buruh harus lebih mengetatkan lagi ikat pinggang mereka. Terlebih, kondisi buruh awal abad 20 yang menjadi latar novel Ibunda ini pun, amat jauh dari kata ideal. Dengan sudut pandang ketiga (terbatas pada Ibunda), pembaca dilarung menuju dan ke dalam gelanggang perjuangan seorang ibu dan ribuan buruh.
KP XX.000233 | KP XX GOR i | My Library | Available |
KP XX.000234 | KP XX GOR i | Perpustakaan Komnas Perempuan (Perpustakaan Komnas Perempuan) | Available |
No other version available