Text
Bila Perempuan Bersuara: Delapan Penjuru Bergema
Hmm... apa jadinya Bila Perempuan Bersuara, berisikkah, penuh gosip atau membawa ketakutan??? Tapi jangan salah dengan tiga perempuan ini, bisa dibilang mereka adalah Tiga Perempuan Sakti - Tiga namun Satu membawakan "suara-suara" dahsyat yang membuat kaum "laki-laki egois" pasti nyeri terhadap mereka."Jangan sampai negerimu bernasib sama seperti negeriku," ungkap perempuan Lebanon itu. Mona Darwish, lahir dari keluarga ulama besar, sejak kecil menyaksikan betapa kepicikan dan fanatisme buta telah membawah kehancuran bagi negerinya.Ia datang ke Indonesia karena kagum akan keragaman budayanya. Namun, bayang-bayang teror ternyata mengikuti langkahnya. Tapi, Api Kesadaran membuatnya bersuara.
Ia bicara terus-terang, mengkritik mereka yang bergaya hidup "kearab-araban". "Bila tak menghormati akar budayamu, orang lain takkan menghormatimu," katanya.
Suara Mona Darwish, bersama-sama "Nia" - psikolog yang sedang menyelesaikan studi S2-nya - serta Maya Safira Muchtar, penulis, terapis, sekaligus Ketua National Integration Movement (NIM), adalah dentuman dahsyat kesadaran baru.Mona dari Lebanon. "Nia" asal Sulawesi Selatan, dan Maya orang Sunda. Tiga Perempuan -- Tiga Sakti. Tiga, namun Satu. Tri Tunggal. Perpaduan mereka adalah tanda kebangkitan. Gemanya suaranya telah terasa, lewat buku kecil ini.
KP.VII.000134 | KP VII KRI b | Perpustakaan Komnas Perempuan (Perpustakaan Komnas Perempuan) | Available |
KP VII.000325 | KP VII KRI b | Perpustakaan Komnas Perempuan (Perpustakaan Komnas Perempuan) | Available |
No other version available