Text
Posfeminisme & cultural studies: sebuah pengantar paling komprehensif
Setelah dipandang sebagai sesuatu yang sinonim dengan antifeminis, posfeminisme kini dipahami sebagai dasar pertemuan teoritik antara gerakan feminisme dan antifondasionalis seperti posmidernisme, postrukralisme, dan poskolonialisme.Posfeminisme memungkinkan suara perempuan yang selama ini termarjinalkan akan kembali mendapatkan tempat dalam wacana feminisme dan wacana publik. Barangkali inilah gaung dari kesadaran posfeminisme yang bisa disuarakan dalam dunia yang dirindukan oleh sebagian orang sebagai dunia post-patriarchy society. Mungkin terdengar utopia. Tapi bukankah ketika ada keyakinan, di situ ada harapan untuk memperbaiki nasib perempuan dalam dunia yang semakin egaliter.� (Idi Subandy Ibrahim) Buku ini membahas kebudaayaan pop dan menyimpulkan bahwa persimpangan perdebatan posfeminisme dengan budaya pop kaya akan potensi untuk menyelidiki politik representasi dan persolaan identitas elemen-elemen ini penting untuk menjelaskan plualisme feminis dalam pertemuaan dalam kebudayaan, khususnya posmodernisme. Bab ini telah mempertimbangkan pendefinisian kembali dan evaluasi posfeminisme atas budaya pop sebagai suatu area kontentasi politik dan resprenstasi. Perbedaan tersebut dapat dilihat seputar Madonna sebagai ikon budaya pop, persimpangan posfeminisme tentang Madona dapat dipandang mewakili momen intervensi posfeminisme sebagai suatu kerangka referensi, mungkin pada saatnya nanti dapat diterima sebagai pengganti yang jelas dari feminisme gelombang kedua dari mereferensikan keragaman konseptual dan teoritis serta merangkum gebrakan politik filosofis yang beragam untuk perubahan..
KP.II-00105 | KP.II IDI P | My Library | Available |
No other version available