Text
Mengungkap kejahatan dengan kejahatan : survey penyiksaan di tingkat kepolisian wilayah Jakarta dan sekitarnya tahun 2008
Praktek penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia telah berlangsung ribuan tahun lamanya. Dari masa kedikdayaan kekaisaran Roma hingga selesai perang dunia kedua, bahkan pada masa damai sekarang ini, bentuk-bentuk penyiksaan masih tetap berlangsung. Peristiwa yang paling menghebohkan di era modern ini adalah terbongkarnya penyiksaan terhadap para tahanan di Penjara Guantanamo dan keluarnya veto dari Presiden Amerika Serikat George W. Bush terhadap UndangUndang (UU) penghapusan tindakan penyiksaan dengan alasan penyiksaan dianggap masih efektif untuk mengungkap kejahatan terorisme. Sama halnya dengan kondisi di Indonesia, di mana praktek-praktek Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia masih berlangsung di era demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM). Kelompok yang sering mengalami praktek penyiksaan di Indonesia antara lain: aktivis pro demokrasi dan HAM, kelompok kritis, masyarakat di daerahdaerah konflik serta para pelaku kriminal bahkan saksi sekalipun. Bentuk-bentuknya sangat beragam dan ditemukan dalam berbagai penelitian, misalnya pemukulan acak, pemukulan pada telinga, telapak kaki, setrum, digantung, cabut gigi, bentak, ancam dan sebagainya dengan pelaku yang sangat dominan dahulu dan sekarang adalah kepolisian dan militer. Jika merujuk pada hasil penelitian Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta pada tahun 2005, maka sungguh mengejutkan, saat institusi POLRI telah resmi dipisahkan dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) kerja-kerja kepolisian tetap akrab dengan penyiksaan. (Lihat Ketetapan MPR Nomor VI Tahun 1999 tentang Pemisahan TNI dan Polri dan Ketetapan MPR Nomor VII Tahun 1999 tentang Peran TNI dan Peran Polri). Pemisahan ini dimaksudkan untuk memperoleh kinerja yang profesional dari Polri dan TNI. Nyatanya institusi kepolisian menjadi
KP.1.000239 | KP.1 GAT m | My Library | Available |
KP.1 000239-01 | KP.1 GAT m | My Library | Available |
BK02996PerpusKP | GEN.IV.55 LBH m | My Library | Available |
No other version available