Text
Agama politik global dan hak-hak perempuan
Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) dan British Embassy. Survey PPIM tahun 2001, 2002, 2004 dan tahun 2006 menunjukkan bahwa secara umum masyarakat Muslim Indonesia masih beranggapan bahwa laki-laki lebih unggul ketimbang perempuan. Meskipun mengakui keunggulan laki-laki dibandingkan perempuan, mayoritas masyarakat Muslim Indonesia mengakui hak-hak politik perempuan seperti menjadi pemimpin presiden, menjadi anggota DPR dan menjadi hakim. Dalam ketiga peran politik ini, apresiasi umat Islam sangat tinggi. Hanya saja, data di atas juga menggambarkan bahwa sebenarnya mayoritas umat Islam masih mengidealkan peran domestik perempuan ketimbang peran publiknya, yakni perempuan sebaiknya tetap tinggal di rumah dengan tugas melayani suami dan mendidik anak, sementara tugas mencari nafkah sepenuhnya menjadi tanggung jawab sang suami. Sekilas, data ini menunjukkan persepsi bertentangan satu sama lain. Kenyataan ini dapat ditafsirkan bahwa sebenarnya masyarakat Muslim Indonesia tetap mengidealkan peran domestik perempuan, dan pada saat yang sama, karena realitas sosial politik, mereka juga harus mengakui hak-hak politik perempuan. Buku ini mengeksplorasi bagaimana wacana jender berkembang dari politik global ke wilayah politik lokal. Argumentasi keagamaan untuk mendukung gerakan itu juga dikembangkan dalam buku ini.
KP XV.000003 | KP XV WIH k | My Library | Available |
No other version available