Text
Poso, kekerasan yang tak kunjung usai : (refleksi 7 tahun konflik Poso)
Hampir sepanjang enam tahun (1998-2004), nama Poso seakan tidak lepas dari berbagai perbincangan publik. Entah di forum diskusi, seminar atau liputan media massa, hingga di warung-warung kopi. Bukan pesona keindahan alam Danau Poso atau Pulau Togian yang menjadi tema pembicaraan, melainkan episode demi episode konflik berdarah yang menjadi topik utamanya.
Poso menjadi sangat terkenal karena faktor kekerasan horizontal yang mengerikan. Berkaca pada berbagai fakta kekerasan yang kemudian berujung pada pelanggaran HAM di sana, justru tak pernah diperkirakan oleh warga Poso sendiri, membuat upaya mengatasinya sama dengan mengurai benang kusut. Menyebut faktor politik atau perebutan kekuasaan di balik kerusuhan berdarah tersebut pun tak sepenuhnya benar, mengingat ada pula sentimen keagamaan melatari setiap kerusuhan yang terjadi.
Itulah sebabnya, upaya mengungkap setiap fakta dalam kasus Poso, menjadi menarik untuk diikuti. Buku ini mencoba menguaknya dari berbagai perspektif, terutama perspektif HAM, meski tak selalu tuntas dalam penelusuran fakta-fakta yang berserakan itu. Sungguhpun begitu, buku ini bisa dijadikan acuan ketika orang harus berbicara soal konflik Poso dengan segala dinamikanya.
Secara geografis,wilayah kabupaten Poso mencakup daerah-daerah dari arah tenggara ke barat daya dan melebar dari arah barat ke timur dan sebagian besar berada di daratan seluas 29,923,88 km2 atau 43,98% dari luas daratan provinsi Sulawesi Tengah. Apabila ditelaah secara mendalam jalan panjang konflik di POSO awalnya adalah pertarungan elit politik local untuk melanggengkan kekuasaannya dengan menggunakan kekuatan atau tekanan massa dan kesalahan kebijakan atau wewenang dari aparatur pemerintah sipil / militer.
Pihak lain, peran tokoh agama yang dalam masyarakat tradisional Indonesia, kerap menjadi sokoguru, pada gilirannya menjadi tidak berfungsi, bahkan terlibat / melibatkan diri dalam konflik. Dari beberapa peristiwa sejumlah tokoh masyarkat agama, penjabat berada di tengah-tengah kerusuhan untuk memimpin, menggerakan massa & bahkan diduga ikut mendanai aktivitas massa. Pada persfektif inilah Komnas Ham memandang bahwa kehadiran buku ini dalam konteks paparan peristiwa berikut analisis fakta yang objektif, & akurat, akan sangat membantu semua pihak dalam mengatasi konflik POSO agar tidak terulang lagi masa-masa yang akan datang.
KP.V.4-00007-1 | KP.V.4 AMI P | My Library | Available |
KP.V.4-00007-2 | KP.V.4 AMI P | My Library | Available |
No other version available