Text
Jurnal perempuan 40 : Perempuan dalam Bencana
Dari data yang berhasil dihimpun dari aceh, India dan Srilanka, bahwa yang menjadi korban bencana Tsunami di bulan Desember 2004 yang lalu mayoritas adalah perempuan. Sekitar 170.000 perempuan dari sekitar 183.000 jiwa telah merenggut perempuan, sungguh angka yang fantastis. Dalam bencana akibat konflik di berbagai wilayah di Indonesia sepwerti poso, Ambon, Aceh di masa DOM DAN Timor-timor masa disintegrasi, umumnya perempuan mengalami derita multidimensi. Poso, Ambon, Aceh di masa DOM dan Timor-Timur masa disintegrasi, umumnya perempuan juga mengalami derita multidimensi: lari mengungsi bersama anak-anak, kehilangan suami, menjadi orang tua tunggal, menjadi pencari nafkah utama, mengalami perundungan dan kekerasan seksual, terabaikannya hak-hak reproduksi, dan sebagainya. Saya jadi ingat ucapan seorang aktivis perempuan yang mempertanyakan pada tim medis di Aceh: “Mana bidannya?” Ternyata kebutuhan itu tidak terpikirkan oleh mereka. Sebuah pola berpikir yang jamak: menganggap setiap bencana itu netral gender. Padahal ada atau tidak adanya bencana dan tsunami selalu akan ada perempuan yang hamil dan melahirkan. Namun rupanya usaha untuk memahami bencana berwajah perempuan ini ternyata juga mendapat tentangan yang tak kalah kuat dari masyarakat yang notabene masih “berwajah laki-laki”. Simak cerita rekan dari UNFPA misalnya, yang mereka lakukan sebenarnya adalah mencoba memahami kebutuhan perempuan itu dengan membagikan hygiene kits bagi perempuan yang isinya antara lain pembalut, pakaian dalam, dan sebagainya. Tapi pemberian itu diboikot oleh p pengungsi laki-laki sebelum mereka juga mendapatkan hygiene kits juga
KP.XVIII.000023 | KP.XVIII JUR p | My Library | Available |
KP.XVIII.000023-01 | KP XVIII.JUR p | My Library | Available |
BK01994PerpusKP | INA.0.50 JUR j | My Library | Available |
BK01995PerpusKP | INA.0.50 JUR j | My Library | Currently On Loan (Due on2016-10-10) |
No other version available