Text
Ritus Modernisasi Aspek Sosial & Simbolik Teater Rakyat Indonesia
Buku Ritus Modernisasi Aspek Sosial dan Simbolik Teater Rakyat Indonesia (selanjutnya Ritus) karya James L. Peacock ini merupakan hasil penelitian penulisnya mengenai ludruk di Surabaya pada tahun 1960an. Meskipun buku ini dianggap sebagai salah satu karya yang cukup memadai sebagai contoh penerapan asumsi-asumsi antropologi simbolik dan interpretatif, namun tak pelak akan menimbulkan suatu tanda tanya besar mengenai relevansinya di masa kini dengan kehidupan Indonesia secara umum, dan Surabaya secara khusus. Oleh karena itu, mungkin ada sebagian orang (pembaca) yang menganggap bahwa upaya penerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia sudah terlambat, karena asumsi-asumsi penulisnya mengenai masyarakat Indonesia kini tidak valid lagi, mengingat telah terjadinya perubahan-perubahan yang cukup signifikan dalam segala bidang di republik ini. Tentu saja anggapan-anggapan serupa itu tidak terlalu keliru, karena memang demikian kenyataannya, bahwa realitas bangsa Indonesia kini telah berbeda dibandingkan dengan kondisi di tahun 60an. Akibat sistem politik yang terbuka, sejak Presiden Soeharto menggantikan Presiden Soekarno, serta kehidupan dunia yang semakin mengglobal, masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu warga dunia yang tak lagi bisa mengisolasikan diri. Sekat-sekat geografis, politis, dan juga sosiologis, dengan demikian, menjadi kurang memiliki arti dalam menjaga mimpi tentang ‘kemurnian’ tradisi. Sikap, gaya, atau pandangan hidup yang semula masih kental dengan keramah-tamahan Timur, kini nyaris tak lagi berbeda di belahan-belahan dunia lainnya, karena melalui televisi, internet, atau alat-alat informasi dan transportasi, semua telah saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, bukan berarti penerbitan buku Ritus itu tidak lagi memiliki relevansi dengan kehidupan masyarakat Indonesia, karena beberapa alasan. Pertama, bahwa maju-mundur suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kesadarannya pada masa lalu, pada sejarahnya. Suatu bangsa akan stagnan atau ‘berjalan di tempat’ jika tidak belajar pada kesuksesan atau kegagalan di masa lalunya. Buku karya Peacock ini bisa dijadikan sebagai dokumen kehidupan masa lalu yang bisa dibaca ulang agar kita bisa memahami sudah sejauh mana perubahan yang terjadi di negeri ini. Kedua, bila kita mengikuti asumsi strukturalisme Levi Strauss mengenai struktur luar dan struktur dalam, kehadiran buku Ritus juga bisa digunakan untuk memahami strutur dalam bangsa Indonesia yang sebetulnya tidak berubah, walaupun pada struktur luarnya telah terjadi perubahan-perubahan yang tampak cukup signifikan. Ketiga, meskipun versi Inggrisnya telah terbit pada tahun 1968, namun karya Peacock ini kurang dikenal atau tidak berbekas di kalangan peneliti seni Indonesia, dibandingkan dengan Brandon atau Geerzt, misalnya, padahal penulisnya dianggap sebagai salah satu peletak pendekatan relatif baru dalam antropologi yang menggoyahkan orientasi pada eksotisme-sakralisme, sejajar dengan Turner dan Geerzt.
KP XXI.000216 | KP XXI PEA r | My Library | Available |
No other version available