Text
Anak jalanan di Jawa Timur : masalah dan upaya penanggulangganya
Anak adalah generasi mendatang yang sangat berharga. Bisa dikatakan bahwa baik buruknya generasi sebuah bangsa ditentukan oleh tangan-tangan pengembannya -dalam hal ini, ditangan anaklah tergenggam masa depan bangsa. Wajar bila setiap manusia dewasa yang menyadari masalah ini mempersiapkan strategi pendidikan yang baik untuk anak-anak. Tidak hanya itu, proses tumbuh kembang pun sangat diperhatikan dalam rangka mengarahkan dan membimbing mereka menuju tujuan yang diinginkan. Maka, perhatian terhadap hak-hak anak menjadi suatu keharusan untuk mewujudkan cita-cita ini yaitu membentuk generasi masa depan yang berkualitas.
Namun sekarang ini, anak yang seharusnya mendapat kasih sayang orang tua telah melangkah jauh menjadi anak jalanan. Fenomena ini muncul seiring dengan perkembangan budaya yang sudah bergeser semakin jauh menyimpang. Pergeseran nilai atau sikap anak-anak serta remaja, telah terjadi dan seakan-akan sulit dibendung. Hal ini disebabkan semakin derasnya arus informasi yang cepat tanpa batas dan juga masalah dalam lingkungan keluarga dan masyarakat -yang komitmennya sudah mengalami penurunan terhadap penerapan norma dan nilai.
Jumlah anak jalanan semakin meningkat dari tahun ke tahun, banyak hal menjadi faktor pendorong ataupun penarik bagi seorang anak untuk terjun dan bergabung menjadi anak jalanan, salah satunya masalah kemiskinan -yang tentu saja bukan hal baru di Indonesia. Berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) pada tahun 2008 ada 8 ribu anak jalanan. Jumlah ini meningkat 50 % pada tahun 2009 menjadi 12 ribu anak. Tahun 2010 terdapat 5,4 juta anak terlantar sebanyak 232 ribu diantaranya merupakan anak jalanan yang terbagi atas 3 kelompok yakni kelompok anak-anak yang seluruh hidupnya di jalanan, kelompok anak yang 4-5 jam di jalanan dan kelompok anak yang mendekati jalanan. (Komnas PA, 2010).
Faktor-faktor yang menimbulkan pelanggaran hak anak di lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif ini lebih besar didasari atas faktor ekonomi (kemiskinan) dan faktor dis-harmonisnya orang tua sehingga rentan menjadi korban dari faktor tersebut yang notabene adalah anak-anak yang belum dapat menolong dirinya sendiri. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak jalanan menjadi tidak sehat, karena tidak di rumah dan kurang mendapat perlindungan seperti: akses belajar, kesehatan dan lain-lain. Hal ini akan memberikan dampak sosial dan kesehatan seperti: rentan terhadap kriminalitas, resiko terhadap IMS termasuk HIV/AIDS karena munculnya perilaku tak terkendali anak jalanan untuk melakukan seks bebas.
KP IV.6.00077 | KP IV.6 HAR a | My Library | Available |
No other version available