Text
Jatuhnya soeharto: dan transisi demokrasi Indonesia
TRANSISI sebuah negara ke demokrasi bukanlah pesta malam, Jalan menuju sistem itu berliku, tidak pasti, tidak jarang pula berdarah, Sebuah negara, seperti Indonesia, sungguh pun telah mejatuhkan pimpinan dari rejim otoritarian, tidak secara otomatis berjalan menuju demokarasi, Selalu ada kemungkinan, jalan itu menelikung dan kembali ke sistem semula(Status Quo) yang otoritarian. Setelah Jatuhnya Soeharto, kemanakah negara kita akan menuju? Berdasarkan masa transisi yang terjadi di negara lain, ada tiga kemungkinan politik yang akan terjadi di Indonesia, Pertama, berlanjutnya reformasi, Kedua, terjadinya revolusi Ketiga, berlangsungnya involusi, Reformasi berarti perubahan sistem politik(demokratisasi), baik secara cepat ataupun gradual, melalui cara-cara konstitusional dan melalui lembaga pemerintahan yang ada, Revolusi juga berarti perubahan sistem politik, namun secara cepat dan total, melalui cara-cara di luar konstitusi dan pengingkaran atas lembaga pemerintahan, Sedangkan involusi berarti terjadinya berbagai perumitan aksi dan manuver politik, namun tidak berujung pada perubahan sistem politik yang substansial, alias status quo. **** Konflik dan konsensus antara para elit akan sangat menentukan apakah reformasi, revolusi atau involusi yang menjadi hasil akhir politik, Dalam masa transisi seperti di Indonesia saat ini, elit mulai menunjukkan keberagamannya, Masing-masing kelompok elit memiliki program politik, strategi dan aliansinya tersendiri, Secara garis besar mereka dapat dibedakan berdasarkan program politik(status quo, perubahan moderat, dan perubahan radikal), Mereka dapat dibedakan juga berdasarkan strategi politik(menggunakan versus mengingkari mekanisme konstitusi).
KP XXI.000267 | KP.XXI.DEN j | My Library | Available |
No other version available