Text
Satu Dekade Reformasi: Maju dan Mundurnya Demokrasi di Indonesia
Untuk kedua kalinya Demos menyelenggarakan Survei Nasional ( ) dengan tujuan untuk melihat perubahan-perubahan politik yang sudah dan sedang terjadi di Indonesia. Survei ini merujuk pada peluang dan hambatan demokratisasi di Indonesia berdasarkan kajian perbandingan dengan hasil Survei Nasional sebelumnya (2003/04). Hasil survei sebelum ini telah diterbitkan dalam bentuk buku dengan dua versi. Versi Indonesianya berjudul: Menjadikan Demokrasi Bermakna: Masalah dan Pilihan di Indonesia, sedangkan edisi Inggrisnya dengan judul: Making Democracy Meaningfull: Problems and Options in Indonesia. Resurvei ini dijalankan dengan maksud mengumpulkan data-data yang komprehensif tentang kondisi dan proses demokrasi di Indonesia. Data-data tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaharui agenda gerakan demokrasi di Indonesia sebagai usaha untuk memperdalam dan memperluas demokrasi dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Memang sejak awal pendiriannya, Demos telah mempromosikan dan menjalankan kegiatan risetnya, disamping aktivitas advokasi, dengan berbasis orientasi aksi. Atas dasar itu, sebagaimana dengan survei sebelumnya, maka pada resurvei ini, Demos juga menyampaikan sejumlah rekomendasi yang diharapkan dapat digunakan dalam menjawab berbagai persoalan, tantangan, dan kesempatan yang dihadapi gerakan demokrasi. Penyampaian Laporan Ekskutif Resurvei ini kepada publik, bertepatan dengan peringatan 10 tahun Reformasi. Sejak Soeharto turun dari singgasana kekuasaan, akibat desakan gerakan reformasi yang dimotori gerakan mahasiswa, maka ada satu agenda besar dilancarkan di negeri ini yakni: demokratisasi. Dengan demokrasi diharapkan bahwa berbagai kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan masa lalu dapat dikoreksi, dan pada gilirannya kehidupan politik dapat ditata ulang, serta persoalan-persoalan ekonomi dan sosial dapat diatasi dengan lebih adil. Adapun yang menjadi sendi dari upaya-upaya perubahan dan perbaikan tersebut adalah kedaulatan rakyat, Sampai di sini pertanyaan yang perlu dan selalu diajukan adalah, Setelah sepuluh tahun, apakah proses demokrasi kita telah memenuhi harapan dan cita-cita reformasi? Berbagai pendapat dikemukakan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Secara umum, kita sering mendengar ada dua pendapat dalam merespon pertanyaan tersebut. Pendapat pertama menyatakan bahwa demokrasi telah gagal memenuhi harapan rakyat kebanyakan. Demokrasi telah membuat kehidupan masyarakat lebih sulit terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Bahkan ada yang berpendapat bahwa keadaan pada masa Orde Baru lebih baik. Pendapat dan gugatan terhadap demokrasi ini bukan hanya dikemukakan oleh orang kebanyakan tetapi juga digaungkan oleh beberapa kalangan elit politik. Sementara pendapat yang kedua, menyatakan bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dengan berhasil dan baik. Pemilihan umum telah dua kali diselenggarakan (1999 dan 2004) secara langsung, rahasia dan relatif berlangsung aman dan damai. Presiden dan wakilnya dipilih secara langsung sejak Pemilihan Kepala Daerah (Gubernur, Bupati dan Walikota) telah diadakan lebih dari 300 kali sejak tahun Penyelenggaraan kekuasaan Negara ditata sehingga dapat memenuhi prinsip check and balance. Kalaupun masih ada berbagai kekurangan yang ada dalam proses demokratisasi yang sedang berjalan, diasumsikan hal ini akan dapat diatasi pada waktunya. Laporan Eksekutif Survei Nasional Demos
KP XXI.000045 | KP XXI IND s | My Library | Available |
No other version available